Kamis, 27 Mei 2010

2 bulan pertama

sebentar lagi 2 bulan terlewati
2 bulan sebagai junior manajer di perusahaan gw
2 bulan yang ternyata cukup berat buat gw

minggu pertama gw memerintahkan penghentian 2 project yang telah menelan biaya dan sumberdaya serta waktu yang tidak sedikit
kenapa? karena tidak terjadinya kesepakatan harga dengan konsumen gw
disini gw hrs menjadi bemper perusahaan atas pertanyaan tentang jerih payah rekan2 bagian lain yang sudah bekerja keras mengupayakan itu semua

2 bulan ini gw hrs belajar memahami tangung jawab seorang manajer
terlebih karena banyak orang kecewa atas karirnya yang tidak kunjung membaik (sebagian adalah senior gw)
dan di minggu ini gw harus menandatangani formulir pengunduran diri salah satu staff gw
nggak cukup itu, minggu ini pula berita tentang kenaikan gaji yang ditunggu2 karyawan perushaan gw datang setelah 2 bulan menunggu
dan hasilnya tidak cukup memuaskan buat banyak orang (termasuk staf gw)

artinya pr gw nambah lg, bagaimana membangkitkan motivasi kerja mereka
ditengah pekerjaan yg kian bertambah
dan tanggung jawab yg kian berat

semoga Allah meringankan beban gw

Sabtu, 08 Mei 2010

Mr. Saiki

Salah satu expat yang satu bagian dgn gw namanya Mr. Saiki.
Gw nyebutnya S aja biar gampang.
Awal gw tau si S ini saat gw masih di bag yg lama, di bag engineering.
S ini salah satu yg sering bikin dokumen spesifikasi produk. Dari spesifikasi produk inilah gw bikin produknya.
Nah sekarang , gw satu bag dgn dia, ya di bag yg ngeluarin spec. produk.

Bukan masalah kerjaan yg gw bahas, tp tentang si S ini.
S ini boleh dikata sebagai salah satu tokoh kunci di perusahaan gw.
Karena dia handle sales dan juga planning.
Resminya dia sbg advisor saja.
Terlebih per Feb kemarin, dia resmi pensiun dari perusahaan gw, karena usia.
Tapi karena skill dia msh dibutuhin, dikontraklah dia sbg tenaga ahli.

Awalnya gw nggak begitu dekat dgn dia.
Krn memang nggak byk yg cocok dgn dia.
Tapi krn interaksi dgn dia tiap hari, mulailah ada kedekatan secara pribadi.
Dan dia sering ngobrol byk diluar pekerjaan dgn gw.

Memang dia sering bikin perintah yg kadang2 bikin sebel
minta cepet-cepet.
Itu lebih karena dia juga di-push customer

Yg gw nilai dari dia, dia termasuk yang cukup berani memutuskan suatu masalah.
awalnya gw pikir dia org yg lama dlm mengambil keputusan.
Eh tapi ternyata ada yg lebih lama lagi, atasan kita berdua si FS..(baca tulisan sebelumnya).

Yah dibalik ke-slengek-an nya dia (malah kata senior gw, disebutnya koboi), dia termasuk org yg peduli.
Sampai2 dia bilang ke gw..elu jgn mikirin kerjaan yah selama week-end
malahan..kalo bisa tiap elu pulang ke rumah, buang jauh2 masalah kerjaan
Gw bilang..yah plg 1~2jam lah...eh dia bilang..jangan
biar pikiran elu bs refresh ..biar besoknya bisa fight lagi..
Mungkin ada benarnya...dan yang pasti dia punya lebih banyak pengalaman tentang itu
Karena selama ini beban dia sangat berat.

Gw coba ngikutin saran dia meski belum 100%.

Rabu, 05 Mei 2010

presentasi

belakangan gw semakin sering diminta tampil di muka publik (pabrik maksudnya..hehe)
yah..sejalan pekerjaan gw selaku product planner, gw hrs sering2 ngejelasin products yang perusahaan gw bikin

dan besok, gw mesti pesentasi di hadapan vendor2 gw
intinya jualan juga sih..
maklum jualan lewat saluran normal yang ada lagi seret, gara2 ada regulasi baru dari pemerintah

semoga besok sukses...

Minggu, 02 Mei 2010

kartu kredit

hari ini gw berdiskusi cukup hangat dengan bunda
berawal dari keheranan dia akan jumlah saldo rek bank dia
"kok rek bac aku tinggal sedikit ?" sambil mikir keras.
sampe akhirnya bunda menarik kesimpulan sendiri kalo wajar tabungannya tinggal sedikit, karena ada kebutuhan mendadak dan bayar tagihan kartu kredit bulan ini cukup besar.

Nah pas di mobil lah bunda cerita mengenai pengeluaran dia tiap bulan. Salah satunya tentang besarnya pembayaran kartu kredit dia. Dan begitu gw tahu angkanya gw sempat kaget, karena itu 4 kali dari tagihan kartu kredit gw. Dan buat gw prinsipnya sebisa mungkin mengurangi penggunaan kartu kredit. Kenapa? karena kalo kita nggak kuat2 iman, kita bisa lepas kontrol. enak dimuka nggak enak di belakang. Sementara buat bunda, karena kita udah bayar iuran tahunan tiap tahun, kita harus sering2 makenya biar nggak rugi. semisal ada diskon belanja ini itu bila pake kartu kredit, maka bunda akan berusaha bisa memanfaatkan itu, meski terpaksa menambah jumlah belanjaannya supaya syarat minimal diskonnya terpenuhi.

Dari dulu gw punya pengalaman tidak menyenangkan mengenai hutang. Bukan gw tepatnya, tapi ayah gw. Saking jujurnya beliau sebagai guru, beliau baru bisa beli rumah sangat sederhana saat beliau pensiun. Boro2 memanjakan anak2nya, yang ada penghasilan beliau lebih banyak buat mengangsur hutang yang lumayan banyak karena penghasilan beliau sebagai guru tidak mencukupi untuk hidup lebih layak. Meski demikian, beliau masih sempat meluangkan waktu beliau buat ngurusi warga beliau (beliau jadi ketua RW selama 12 th) meski nggak dibayar.
Nah karena pengalaman hidup semasa kecil inilah yang bikin gw menarik pelajaran berharga, supaya berhati2 bila berutang. Apapun itu bentuknya. Dan kenyataan bahwa Ayah gw br bisa membelikan rumah buat keluarganya saat beliau pensiun, mencambuk gw supaya bisa beli rumah saat gw masih muda. Gw nggak mau keluarga gw jadi kontraktor bertahun2. Capek rasanya tiap lima tahun mesti pindahan dari kontrakan satu ke kontrakan yang lain.

Nilai2 itulah yang gw terapin saat gw akhirnya bisa mencari penghasilan sendiri. gw termasuk yang suka berhitung dalam hal pengeluaran. Pernah selama 4 tahun, gw selalau catat apapun pengeluaran gw setiap hari , meski itu cuma seribu rupiah. Kenapa? supaya gw bisa evaluasi gaya hidup gw. Gw nggak mau lebih besar pasak daripada tiang. Gw belajar dari keluarga saudara gw, yang biaya hidupnya melebihi penghasilannya. Akibatnya, hutangnya numpuk sana-sini. Kasian. kenapa? karena hutang termasuk hal yang akan memberatkan langkah seseorang yang sudah meninggal ketika akan berangkat ke alam barzah. Makanya , biasanya saat jenazah seorang muslim hendak diberangkatkan ke kuburnya, biasanya wakil keluarga menanyakan adakah hutang si mayit kepada yang hadir. Karena itu harus diselesaikan dulu sebelum mayitnya dikuburkan.

Gw selalu berusaha membedakan keinginan dan kebutuhan. Berapa banyak orang yang membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang sebenarnya dia tidak terlalu butuhkan. Semisal gara2 ada diskon besar2an di sebuah toko, mereka akhirnya memborong barang2 yang ada , karena beranggapan kalo ini kesempatan langka yang nggak datang dua kali. Padahal saat sampe di rumah, barulah disadari bahwa mereka sebenarnya belum terlalu membutuhkan barang2 tersebut. Ini yang disebut sebagai masyarakat konsumtif. Dan ini merupakan sasaran empuk perusahaan besar terutama dari negara2 kapitalis. masyarakat indonesia kebanyakan adalah pengguna/pemakai, bukan pembuat. Inilah yang bikin salah satu perusahaan retail modern asal prancis sukses besar disini. Meski mereka melanggar secara terang2an aturan perdagangan. Karena dengan adanya mereka, matilah usaha2 kecil retail yang bermodal kecil.

Balik lagi ke masalah bunda. Kalo gw melihat dari kacamata gw, pasti itu suatu yang berlebihan. Karena gw punya prinsip hidup hemat. Kalo bisa makan di kantor gratis, kenapa makan diluar? meski rasanya standar,buat gw nggak masalah. Bukan masalah menikmati hidup dan jerih payah. Tapi gw ngliat justru disinilah letak kesabaran gw dilatih. Orang punya uang 10rb pasti akan sabar ketika dia tidak mampu membeli baju dengan harga 100rb. Tapi bisakah orang dengan gaji 1o juta, sabar untuk tidak membeli baju seharga 100rb? karena dia masih punya banyak baju yang mungkin jarang dia pakai? temen2 kantor gw jg sering tuh pada pesen makan diluar, dengan alasan masakan katering nggak enak. Kalo menurut gw sih, itu pemborosan. Kenapa? karena uang makan tidak mungkin dikembalikan,dan yang pasti menu katering sudah dihitung nilai gizinya dengan benar dibanding makanan luar yang bisa jadi justru terlalu banyak kolesterolnya. Artinya, disinilah pikiran kita harus mampu menaklukan nafsu kita.

Tapi mungkin buat bunda itu nggak masalah, hidup boleh dong dinikmati, toh dia mampu bayar, dan uang buat bayarnya halal, bukan dari hasil korupsi.

Ya sah2 aja sih. Hidup memang harus dinikmati. Tapi kurang nikmat kalo itu kita nikmati sendirian. Kalo rezeki kita bisa kita bagikan ke orang lain yang kurang beruntung, mungkin akan lebih nikmat hidup ini. Dan gw percaya dengan konsep sedekah dan berkah, sebagaimana sering diingatkan oleh seorang dai muda yang kantornya nggak jauh dari rumah bunda. Bukan artinya bunda nggak ngelakuin itu, gw yakin dia udah ngamalin itu dari dulu. Tapi porsinya boleh lah ditambahin, kan itung2 belanja buat kepentingan di akhirat kelak. Pendapat bahwa pengeluaran mengikuti penghasilan memang nyata disini. Tapi bolehlah ditambahi jadi pengeluaran dan amal mengikuti penghasilan. jadi dunia akhirat bisa dapet secara berbarengan.

Gw cuma berharap kartu kredit bukan jadi alat yang meningkatkan konsumerisme kita, yang ujung2nya akan selalu menguras kantong kita. tapi diletakkan sebagai pengganti alat bayar yang bisa digunakan saat kita memang benar2 nggak punya uang alias emergency .

Tapi kan gw bukan penasihat keuangan favorit bunda, yang sekolahnya sampe kemana2..jadi bisa jadi banyak salahnya...hehe

Sabtu, 01 Mei 2010

fuku-sacho

Dalam budaya Jepang, sebenarnya terdapat sebutan2 yang menunjukkan posisi/kedudukan seseorang. Kebanyakan dari kita tahunya sebutan "san". dan itu memang tidak salah, karena kita bukan bangsa Jepang.
sebenarnya "san" digunakan ketika kita menyebut seseorang yang baru kita kenal dan levelnya sama dengan kita. Ada sebutan "kun" , "chan" untuk sebutan yang lebih akrab. "kun" untuk seseorang yang lebih junior atau seumuran. sedang "chan" untuk anak kecil, atau panggilan kecil.

Nah didalam lingkungan kerja pun, terdapat sebutan2 yang menunjukkan posisi seseorang. terdapat kebiasaan di Jepang untuk menghindari penyebutan nama seseorang terutama yang lebih senior di dalam lingkungan kerja. Ini terkait dengan nilai2 sopan santun yang mereka anut. Sebutan2 senior yang umum adalah Sacho (Presiden Direktur), Fuku-Sacho (Wakil Presdir), dan Bucho (General Manager). Jadi misal gw punya presdir namanya Naruto, maka gw nyebutnya Sacho saja, atau Naruto-Sacho, bukan Naruto-San.

Nah, yang itu sekilas tentang sebutan2 didalam lingkungan kerja di perusahaan Jepang.

Sekarang gw mo crita tentang Fuku-Sacho gw.
Dia relatif baru bertugas di perusahaan gw, sekitar akhir tahun kemarin.
Dan rumornya , dia bisa menduduki posisi tertingi kedua di perusahaan gw, karena sebelumnya pernah menduduki jabatan asisten "bos besar", benar2 besar karena merupakan anak pemilik perusahaan gw.

Awalnya gw nggak terlalu dekat, yah karena diantara dia ma gw terdapat lapisan2 manager. Tapi karena gw sering cc imel ke dia, jadi tahulah dia ke gw.
Dia bisa dibilang Jepang priyayi. Cara ngomong, cara bersikap, terhitung kalem. Dan secara fisik, memang terlihat seperti orang berkelas, tinggi dan tampan.

Dan saat gw ditugasin ke singapore kemarin, gw punya kesempatan berinteraksi lebih dalam dengan dia.
Berawal dari makan malam bareng (haha..bukan dinner romatis loh yah), cuma dia ditugasin ama sacho buat nemenin gw, secara gw tanggung jawab mereka berdua saat itu.
Dan saat itu lah dia cerita, kalo dia suka masakan italia. Kebetulan kita makan di restoran italia (tapi nggak ada orang italia disana, termasuk kokinya). Dan secara jujur gw minta makan yang nggak mengandung babi ke pelayannya, dan tersebutlah pizza seafood. tapi alotnya minta ampun...nggak enjoy gw makannya, karena susah (jauh beda ama pizza HOT yang populer disini).

Nah disitu fuku-sacho cerita, bahwa dia sepuluh tahun yang lalu ditugaskan ke eropa, tepatnya di UK. Dan selama itu, dia selalu jalan2 ke berbagai negara di eropa. Dan disitulah gw ngeliat kelas dia.
kenapa? karena bahasa inggris orang jepang terhitung lebih jelek dibanding orang kita (indonesia) karena aksennya pasti masih terbawa Jepangnya. Dan selama hampir sepuluh tahun gw kerja di perusahaan Jepang, jarang gw ketemu dgn orang jepang yang cakep bahasa inggrisnya. Dan disana yang bisa bahasa inggris, minimal lulusan perguruan tinggi. Kenapa? karena literatur di Jepang selalu dalam bahasa ibunya. Restorasi Meiji (abad 19) kabarnya berawal dari penterjemahan besar2an segala macam ilmu2 modern ke dalam bahasa Jepang untuk memudahkan bangsa Jepang lebih menguasai ilmu modern. dan inilah titik balik dimana Jepang akhirnya mampu mengungguli bangsa eropa dalam hal teknologi, utamanya teknologi elektronika dan otomotif.

Jadi untuk mempelajari bahasa inggris, orang jepang mesti belajar ekstra,karena mata pelajaran itu jarang diajarkan di sekolah2 tingkat dasar disana. Beda dengan di Indonesia, sejak TK pun bahkan mungkin sudah diajarkan. Apa ini artinya bangsa kita nggak percaya diri dengan budaya kita sendiri? mungkin juga..karena kita bukanlah pemimpin peradaban atau teknologi saat ini. Kita masih sebagai konsumen dari bangsa lain, alias bayangan dari budaya bangsa lain.

Sementara Jepang, dengan kebanggaan yang sedemikian tinggi akan budaya mereka, berhasil menyerap nilai2 baru kedalam budaya mereka tanpa menghilangkan ciri budaya mereka.

Balik lagi ke fuku-sacho. Karena dia pernah bertugas di Eropa, artinya dia memang dianggap 'capable' untuk berkomunikasi dengan bangsa Eropa. Artinya kemampuan personal dia bagus (disamping bahasa inggrisnya).

Dan saat gw balik ke Jakarta, gw bareng dia lagi..dan disitu gw bisa ngobrol banyak lagi. bahkan dia minta dibayari taksi ma gw (hehe...jadi ngrasa lebih kaya dibanding dia). Alasannya karena dia tukar dolar singapura lebih sedikit, jadi dia khawatir nggak cukup buat bayar taksinya.

Dan saat makan siang, dia mau aja gw ajak makan di Mak D, salah satu fast food restoran yg cukup mendunia. Kalo gw sih mikirnya karena dana cekak, jadinya cari yang murmer aja.kalo dia mestinya bisa lebih lah, Tapi ternyata dia mau aja. mungkin karena ngerasa nggak enak kali (heh ge-er).
Kita berdua makan burger khas restoran itu, dan dia saat itu bercerita tentang keluarga dia, berapa kali dia pulang, kenapa dia ninggalin keluarganya di Jepang, dsb. Sisi pribadinya sedikit demi sedikit mulai dibuka. Dan bahkan dia nunjukin kelebihan Hp dia. Hp besutan perusahaan si Steve Jobs.
Sebelumnya saat di perjalanan ke airport pun kita banyak ngobrol, berawal dari saat kita nungguin taksinya, eh di depan mata kita berdua nyelonong Rolls Royce Phantom, mobil edisi langka keluaran pabrik pembuat mesin pesawat terbang itu. Konon hanya seribu biji yang dibuat, dan beberapa pemiliknya adalah tokoh terkenal seperti almarhum MJ, dan Raja Fahd.
Nggak berapa lama keluar Sedan Mercy coupe sport, dan nggak jauh dari situ terpakirlah mobil kuda jingkrak yang terkenal karena kemampuannya berpacu di jalanan. Dan ditulah dia mulai cerita lagi bahwa dia pernah mengendarai itu waktu tugas di Uk. Dan dia bilang, nggak enak naik itu, terutama kalo bawa pacar, Karena tarikannya kuenceng (otomatis keras hentakannya), dan remnya juga terlalu makan (alias keras juga berhentinya). takutnya kapok pacarnya kalo dibawa jalan2 pake mobil itu hehe..

berlanjut di taksi,barulah kita ngomongin tentang mobil, sampai balap, dan dia akhirnya terheran2 ke gw saat gw bilang gw hobi nonton F1. ternyata dia juga penggemar F1 juga.
Kita sama2 penggemar tim kuda jingkrak (meski sekarang gw netral). Dan dia sempat cerita kalo punya kostumnya DC, pembalap yang sekarang udah pensiun dari F1. hebat...itu baju pastinya mahal dan super safety.

Begitulah, interaksi gw dengan fuku-sacho, dan lumayan jadi tau sisi personal dia.

Satu pengalaman menarik buat gw

interaksi dengan para bos

hampir 2 minggu yang lalu gw tugas ke singapore
tapi bukan kegiatan di singapore yang gw mau cerita
tapi perjalanan dari indonesia ke singapore dan sebaliknya

kenapa ?
krn di saat itulah , gw berkesempatan untuk berinteraksi dengan bos2 gw
nggak tanggung2, berangkat gw bareng ama Big Bos-1 dan pulang dengan Big Bos-2.

Awalnya canggung juga..tp untungnya bisa menyesuaikan
lumayan jadi tahu seperti apa sih bos2 itu diluar kantor?
Dari yang nunggunya di executive lounge, sampe hobinya nonton f1.

Dan sedikit byk, pengalaman ini lebih meluweskan hub kerja gw ama bos2 gw di kantor setelahnya.

Yah..personal touch memang menambah efektifitas interaksi apalagi dalam hub kerja yang sering kali terlalu formal.

Jadi bertambah pengalaman kehidupan gw nih...:D

pelayanan masyarakat yang disamarkan

judulnya terkesan formal bgt yah...
sengaja..krn gw mau ngebahas institusi pemerintah yang tugasnya melayani masyarakat

flashback lg...
hampir setahun yg lalu, gw ngurus sertifikat rumah gw yang udah lunas dan mau gw roya.
roya adalah pengembalian hak atas tanah dan bangunan atas nama pemilik. Sebelumnya setifikat ini diatasnamakan bank pemberi kredit , dan sebagai jaminan atas kredit yang kita ajukan ke bank.
Bila kita sudah melunasi kredit kita ke bank, sertifikat dikembalikan ke kita sebagai pemilik. Tapi didalam dokumen itu masih atas nama bank sebagai pemegang hak. Untuk itu perlu diroya terlebih dahulu sebelum sertifikat itu bisa kita gunakan lagi, entah untuk dijual ke pihak lain, atau kita jaminkan lagi untuk pinjaman ke bank lagi.

Nah krn rumah ortu gw sering kebanjiran, timbullah keputusan untuk merenovasi rumah dengan menaikan tinggi lantai tanah. hitung punya hitung, dibutuhkan dana hingga puluhan juta (yang akhirnya tembus ke ratusan). Walhasil, gw hrs menjaminkan rumah gw utk mendapatkan kucuran dana segar.

Itulah kenapa gw roya setfifkat rumah gw.

Setelah tanya ke sana kemari, dan juga browsing di internet, didapat angka sekitar 600 ~ 750 rb buat roya. Itu lewat jasa kantor notaris.
Berhubung gw ngerasa sayang duit segitu habis buat roya, berangkatlah gw ke kantor BPN setempat. Setelah gw beli formulir dan tanya ke petugas penjual formulirnya..didapat angka yang lumayan miring untuk ongkos jasa pengurusan roya ini. cuman separo dari yang ditawarkan kantor notaris, ya..cuma 350 rb dengan waktu yang lebih cepat, 5 hari. Padahal kalo lewat kantor notaris bisa 2 minggu.

Sekali lagi, memang gw sayang ama duit gw, iseng2 gw coba cari tahu prosedur kalo ngurus sendiri
Eh, ternyata nggak trlalu rumit. Akhirnya gw beranikan untuk ngurus sendiri. Dengan tampang dibloon-bloon in gw coba tanya ke petugas yang ada, dan ternyata cuma kena 25 rb!!
Dan dijanjikan seminggu kelar. Seminggu kemudian gw ke sana , dan benar udah jadi...dan o la la..saat pengambilan itulah gw kena palak petugas disana...keluarlah 50rb dr kantong untuk biaya rokok si petugas.
Meskipun lumayan mahal, tapi masih jauh lebih murah daripada kalo gw serahin ke pihak lain buat ngurusin. 5x bahkan 10x lebih murah.
Artinya adalah..kalo kita mau bersusah payah sedikit, kita bisa menghemat uang kita sekaligus mengurani/meminimalisasi potensi korupsi di institusi pemerintah kita.

Dan hari ini...gw mencoba mengurus sendiri pajak kendaraan gw, sekaligus emperpanjang stnk gw yang udah expire bulan ini. Awalnya coba untuk cari2 info ttg ini. dan berbekal info itu, gw berangkat ke samsat di kab bekasi.
Disinilah mulai kebingungan gw. kenapa? karena tidak ada petunjuk yang jelas bagaimana mengurus perpanjangan stnk.
Berbekal tanya sana sini...tau jugalah akhirnya prosedurnya. Pas kebetulan ketemu dengan teman kantor yang jg brsan perpanjangan stnk (gw ma dia selisih 2 minggu beli motornya).
Akhirnya setelah menunggu 4 jam..kelar juga urusan..dengan mengeluarkan biaya yang lumayan besar (utk ukuran pajak motor).

Dari dua cerita diatas..gw ambil kesimpulan, bahwa prosedur untuk melakukan proses administrasi pemerintahan sengaja dibuat samar, dan sengaja dimunculkan peluang terjadinya korupsi dan kolusi. Dan kita bisa saja meminimalisasi 2 hal itu, tapi yang jelas harus mau bersabar. Karena biasanya akan memakan waktu yang cukup alam untuk ngrus sendiri. Dan butuh niat yang kuat untuk mau bersusah payah ngurus ini itu, dsb.